Kamis, 23 Januari 2014

POLEMIK SALAFI

1. Apakah Salafi ?
Salafi berasal dari kata Salaf, secara bahasa berarti orang yang terdahulu, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah yang artinya, “Maka tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka lalu kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut). Dan Kami jadikan mereka sebagai SALAF dan contoh bagi orang-orang yang kemudian.” (QS. Az Zukhruf: 55-56).
Salaf menurut para ulama adalah sahabat, tabi’in (orang-orang yang mengikuti sahabat) dan tabi’ut tabi’in (orang-orang yang mengikuti tabi’in). Tiga generasi awal inilah yang disebut dengan salafush sholih (orang-orang terdahulu yang sholih). Merekalah tiga generasi utama dan terbaik dari umat ini, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi sesudahnya kemudian generasi sesudahnya lagi.” (HR. Ahmad, Ibnu Abi ‘Ashim, Bukhari dan Tirmidzi).  

Dari pemahaman saya, fiqih Salafi tidak jauh berbeda dengan fiqih Muhammadiyah yang ada di Indonesia hanya perbedaannya kalau Salafi bersikap "keras" terhadap hal-hal bid'ah di dalam ibadah sedangkan Muhammadiyah agak lebih "lembut" dalam menyikapi hal tersebut.


2. Kenapa Salafi Menjadi Polemik 
Salafi menjadi polemik karena mereka sangat berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan Hadist, dimana amalan (Ibadah) yang tidak terdapat pada Al-Qur'an dan Hadist mereka tolak karena dianggap bid'ah. Mereka berpegang teguh kepada firman Allah Ta’ala dan hadist, yaitu :

- Al-Qur'an :

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al Ma’idah : 3)

 - Hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim)

أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, tetap mendengar dan ta’at kepada pemimpin walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak dari Habasyah. Karena barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku nanti, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang pada sunnah-ku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin yang mereka itu telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Jauhilah dengan perkara (agama) yang diada-adakan karena setiap perkara (agama) yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan (HR. At Tirmidzi)

 Mereka berpendapat bahwa amalan / ibadah dalam agama ini sudah sempurna sehingga tidak perlu ditambah atau dikurangkan lagi dengan kata lain setiap bid'ah (dalam ibadah) adalah sesat sehingga bertentangan dengan fiqih Islam yang lain yang mengatakan bahwa ada bid'ah hasanah. 

3. Ukhuwah Islamiah 
Islam adalah satu, dimana setiap muslim itu bersaudara sebagaimana yang tertulis pada firman Allah :

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

"Sesungguhnya mukmin itu bersaudara" (Surah al-Hujuraat : 10)

ditegaskan  lagi dalam Hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
"Tidak beriman seorang muslim itu sehingga dia mencintai saudaranya sepertimana dia mencintai buat dirinya" (Hadis Riwayat al-Bukhari)

 Sebenarnya antara sesama muslim harus saling membantu dan tidak saling bertengkar/melecehkan, sebagaimana yang diterangkan dalam hadist :
- Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu dari Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam, beliau bersabda: 
‘Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya’. (HR. Muslim)

- Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Janganlah saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling memutuskan hubungan dan janganlah sebagian kamu menyerobot transaksi sebagian yang lain, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim itu saudara muslim yang lain, tidak boleh menzhaliminya, membiarkannya (tidak memberikan pertolongan kepadanya), mendustainya dan tidak boleh menghinakannya. Taqwa itu berada di sini, beliau menunjuk dadanya tiga kali. Cukuplah seorang (muslim) dianggap (melakukan) kejahatan karena melecehkan saudara muslimnya. Setiap muslim atas muslim lain haram darahnya, hartanya dan kehormatannya". (HR. Muslim dan Ibnu Majah) 

4. Bid'ah
Penulis sering bertanya tentang hal yang diperselisihkan oleh umat islam pada saat ini, yaitu tentang Bid'ah. dari banyak penjelasan, saya agak tertarik pada penjelasan salah satu ustadz, beliau mengatakan kalau masalah bid'ah sudah dilakukan oleh sahabat pada zaman Rasulullah, dari bid'ah yang dilakukan sahabat-sahabat tersebut ada yang diterima dan ditolak oleh Rasululah. berikut hadist yang disebutkannya :
- Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda,
"Hai Bilal ceritakanlah kepadaku, amal terbaik apakah yang telah engkau lakukan dalam islam, karena saya telah mendengar suara sandalmu di surga."
Bilal menjawab,
"Tidak ada sesuatu amal yang sangat saya harapkan di dalam islam selain jika sehabis berwudhu, baik di waktu malam atau siang, maka saya sembahyang sebanyak saya suka.
"
(HR. Bukhari dan Muslim).
Dari hadits tersebut artinya bahwa jika Bilal batal wudhu maka ia langsung berwudhu dan setelah itu ia shalat sunnah. Demikianlah amal yang telah dilakukan oleh Bilal hingga suara sandalnya saja sampai terdengar di surga. Pada hadist tersebut tersirat bahwa amalan yang dilakukan bilal sebelumnya tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah dan diterima oleh Rasulullah.

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ اَبِي لَيْلَى قَالَ : كَانَ النَّاسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا جَاءَهُ الرَّجُلُ وَقَدْ فَاتَهُ شَيْئٌ مِنَ الصَّلَاةِ اَشَارَ اِلَيْهِ النَّاسُ فَصَلَّى مَا فَاتَهُ ثُمَّ دَخَلَ فِي الصَّلَاةِ ثُمَّ جَاءَ يَوْمًا مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ فَاَشَارُوا اِلَيْهِ فَدَخَلَ وَلمْ يَنْتَظِرْ مَا قَالُوا , فَلَمَّا صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرُوا لَهُ ذَلِكَ فَقَالَ لَهُمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :”سَنَّ لَكُمْ مُعَاذٌوَفِي رِوَايَةِ سَيِّدِنَا مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ:إِنَّهُ قَدْ سَنَّ لَكُمْ مُعَاذٌ فَهَكَذَا فَاصْنَعُوا.
Abdurrohman bin Abi Laila berkata: “Pada masa Rosululloh shollallohu alaihi wasallam, bila seseorang datang terlambat beberapa rokaat mengikuti sholat berjamaah, maka orang-orang yang lebih dulu datang akan memberi isyaratkepadanya tentang rokaat yang telah dijalani, sehingga orang itu akanmengerjakan rokaat yang tertinggal itu terlebih dahulu, kemudian masuk kedalam sholat berjamaah bersama mereka. Pada suatu hari Mu’adz bin Jabal datang terlambat, lalu orang-orang mengisyaratkan kepadanya tentang jumlahrokaat sholat yang telah dilaksanakan, akan tetapi Mu’adz langsung masuk dalam sholat berjamaah dan tidak menghiraukan isyarat mereka, namun setelahRosululloh shollallohu alaihi wa sallam selesai sholat, maka Mu’adz segera mengganti rokaat yang tertinggal itu. Ternyata setelah Rosululloh shollallohualaihi wa sallam selesai sholat, mereka melaporkan perbuatan Mu’adz bin Jabal yang berbeda dengan kebiasaan mereka. Lalu beliau shollallohu alaihi wa sallammenjawab: “Mu’adz telah memulai cara yang baik buat shalat kalian.” Dalamriwayat Mu’adz bin Jabal, beliau shollallohu alaihi wasallam bersabda; “Mu’adztelah memulai cara yang baik buat shalat kalian. Begitulah cara shalat yangharus kalian kerjakan”. (HR. al-Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibn AbiSyaibah dan lain-lain).
Hadits diatas menunjukkan adanya sahabat yakni Mu’adz Ibn Jabal – rodhiyallohu ‘anhu- yang memulai cara baru dalam sholat, yakni ketika makmum tertinggal satu atau dua rokaat dari imam, dimana sebelumnya para sahabat menggenapi dulu rokaat yang tertinggal baru kemudian masuk kedalam jamaah.

 Sedangkan hadist yang menolak amalan baru dari sahabat adalah :

حَدَّثَنَا سَعِيْدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ أَخْبَرَنَا حُمَيْدُ بْنُ أَبِي حُمَيْدِ الطَّوِيْلُ أَنّهُ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ يَقُوْلُ : جَاءَ ثَلَا ثَة رَهْطٍ إلَى بُيًوْتِ أَزْوَاجِ النّبِىّ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْأَلُوْنَ عَنْ عِبَادَةِ النّبِيِّ صَلّى اللّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَلَمَّا أُخْبِرُوْا كَأنَّهُمْ تَقَالُّوْهَا , فَقَالُوْا : وَأَيْنَ نَحْنُ مِنَ النَّبِيِّ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , قَدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ , قَالَ أَحَدُهُمْ : أَمَّا أَنَا فَإِنّى أُصَلّى اللَّيْلَ أَبَدَا . وَقَالَ آخَرُ : أَنَا أَصُوْمُ الدَّهْرَ وَلَا أُفْطِرُ . وَقَالَ آخَرُ : أَنَا أَغْتَزِلُ فَجَاءَ رَسُوْلُ اللّهِ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . فَقَالَ : "أَنْتُمْ الذِّيْنَ قُلْتُمْ كَذَاوَكَذَا , أَمَا وَاللّهِ إِنِّى لَأَخْشَاكُمْ للّهِ وَاَتْقَاكُمْ لَهُ , لكِنِّي أَصُوْمُ وَ أُفْطِرُ , وَأُصَلِّى وَأَرْقُدُ , وَأَتَزَوَّجَ النِّسَاءَ , فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنّْي ".أَخْرَجَهُ اْلبُخَارِى.  

Dari Anas bin Malik r.a katanya: Ada 3 orang laki-laki datang berkunjung kerumah istri-istri Nabi SAW. bertanya tentang ibadah beliau. Setelah diterangkan kepada mereka, kelihatan bahwa mereka menganggap bahwa apa yang dilakukan Nabi SAW. itu terlalu sedikit. Mereka berkata: “kita tidak dapat disamakan dengan Nabi, semua dosa beliau yang telah lalu dan yang akan datang telah diampuni Allah SWT”. Salah seorang dari mereka berkata : “Untuk saya, saya akan selalu sholat sepanjang malam selama-lamanya”. Orang kedua berkata : “Saya akan berpuasa setiap hari, tidak pernah berbuka”. Orang ketiga berkata : “Saya tidak akan pernah mendekati wanita, dan saya tidak akan kawin selama-lamanya”. Setelah itu Rasulullah SAW. datang, beliau berkata : “Kamukah orangnya yang berkata begini dan begitu? Demi Allah! saya lebih takut dan lebih bertaqwa kepada Tuhan dibandingkan dengan kamu. Tetapi saya berpuasa dan berbuka, saya sholat dan tidur dan saya kawin. Barang siapa yang tidak mengikuti sunnahku, tidak termasuk ke dalam golonganku” (H.R. Bukhari)

Dan banyak lagi hadist-hadist lain yang menerangkan tentang sesuatu yang baru yang dilakukan oleh sahabat pada zaman Rasulullah baik itu yang diterima atau yang ditolak oleh Rasulullah.
Disini kita dapat melihat bahwa BID'AH tersebut terjadi pada zaman Rasulullah sehingga  dapat langsung dinilai oleh Rasulullah, sedangkan untuk zaman sekarang tidak ada yang dapat menilai langsung sehingga kita mengacu pada Qur'an dan hadist yang sayangnya sering terjadi Khilafiah atau perselisihan pada hal tersebut.

 5. Kesimpulan
  • Masalah bid'ah merupakan hal yang berat untuk dibahas dan tidak akan habis untuk diperselisihkan. untuk itu hindari debat tentang masalah bid'ah. Setiap Muslim adalah bersaudara, jadi hendaknya kita selalu meningkatkan ukhuwah islamiah dan bukannya membuat perpecahan antara kita. selama perselisihan itu masalah fiqih, ayo kita jadikan saudara hilangkan pertengkaran/ perselisihan. Tetapi kalau perselisihan masalah aqidah seperti Ahmadiah, Syiah, Agama Libeal (Dalam hal ini penulis tidak menyebutnya Islam, karena mereka bukan islam yang sebenarnya) wajib kita tentang.
  • Salafi menurut penulis sangat baik untuk kehati-hatian, tetapi sisi lainnya sangat disayangkan begitu mudah untuk menjudge seseorang itu sesat/ kafir. bukankah Rasulullah melarang kita untuk mengkafirkan seseorang? dalam berdakwah hendaknya kita benar-benar mengikuti Rasulullah dan Salafus sholeh yaitu berdakwah dengan lembut. bila kita berdakwah agak kasar (keras) biar pun hal tersebut benar akan menjadi lebih sulit untuk diterima orang lain. Hendaknya jangan memaksakan fiqih tertentu pada orang lain karena masalah orang menerima atau tidak, itu adalah hidayah dan hidayah itu hanya dari Allah. dan masalah Surga dan Neraka itu adalah Hak Allah dan masuknya seseorang ke surga hanya karena rahmat Allah
  • Hindari hal-hal yang meragukan 
    عن أبي محمد الحسن بن علي بن أبي طالب سبط رسول الله صلى الله عليه وسلم وريحانته رضي الله عنهما قال حفظت من رسول الله صلى الله عليه وسلم " دع ما يريبك إلى ما لا يريبك " رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح


    Dari Abu Muhammad, Al Hasan bin ‘Ali bin Abu Thalib, cucu Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan kesayangan beliau radhiallahu 'anhuma telah berkata : “Aku telah menghafal (sabda) dari Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: “Tinggalkanlah apa-apa yang meragukan kamu, bergantilah kepada apa yang tidak meragukan kamu “. (HR. Tirmidzi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar